Pengertian Manajemen Perawatan Peralatan
Manajemen
berasal dari Bahasa Latin manus yaitu tangan dan egere adalah melakukan,
digabungkan menjadi managere yang artinya menangani.
Diterjemahkan ke Bahasa Inggris, manage,dengan kata benda management,
dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan, akhirnya management
diterjemahkan ke Bahasa Indonesia manajemen atau pengelolaan.
Manajemen
(pengelolaan) sebagai fungsi meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, kepemimpinan, pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan
tindak lanjut hasil. Tetapi liputan manajemen ini dapat lebih disederhanakan
menjadi Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengawasan (P3).
Sebagai
pihak yang berhubungan dengan penggunaan bengkel dan pengelolaan perawatan
adalah kepala bengkel dan teknisi.
a. Tugas
Pokok teknisi
1) Mempersiapkan bahan
praktik,
2) Melayani bon bahan,
membantu guru,
3) Melayani peminjaman
alat,
4) Melayani fasilitas
untuk kegiatan maintenance,
5) Bertanggung jawab
terhadap alat / mesin, dan
6) Mengecek kelayakan
alat / mesin
- Perawatan
Perawatan
adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga
suatu barang, memperbaikinya sampai pada suatu kondisi yang dapat diterima.
Merawat dalam pengertian “suatu kondisi yang dapat diterima” antara bengkel di
suatu sekolah berbeda dengan bengkel sekolah lainnya.
Produk
yang dibuat industri / bengkel SMK harus mempunyai hal-hal sebagai berikut :
1) Kualitas
baik
2) Harga
pantas
3) Di
produksi dan diserahkan ke konsumen dalam waktu yang tepat.
Oleh
karena itu proses produksi harus didukung oleh peralatan yang siap bekerja
setiap saat dan handal, hal itu diperoleh dengan adanya peralatan-peralatan
yang menunjang proses produksi ini dirawat dengan teratur dan terencana.
B. Teori
dasar pengoperasian dan perawatan alat dan mesin Mesin
adalah
gabungan / susunan dari berbagai bagian-bagian mesin / elemen-elemen mesin yang
masing-masing mempunyai peranan tertentu, yang kemudian secara bersama-sama
bertugas menghasilkan fungsi suatu alat atau mesin. Sedangkan yang disebut
peralatan adalah suatu preparat baik utama maupun yang bantu, yang wujudnya
terdiri dari beberapa rangkaian komponen secara mekanis maupun elektris ataupun
tidak sama sekali. Peralatan sifatnya ringan, dapat berfungsi sebagai alat
bantu, dan dapat dijinjing atau dipindah-pindah. Mesin dan peralatan semuanya
sebagai sarana untuk terselenggaranya PBM (proses belajar mengajar) di
laboratorium atau di bengkel kerja. Keduanya mempunyai kedudukan yang sama di
tempatnya masing-masing dan mempunyai kemiripan dalam fungsi.
C. Mengapa
Ada Bagian Perawatan ?
1) Agar mesin-mesin
industri / bengkel sekolah , bangunan, dan peralatan lainnya selalu dalam
keadaan siap pakai secara optimal.
2) Untuk menjamin kelangsungan
produksi sehingga dapat membayar kembali modal yang telah ditanamkan dan
akhirnya akan mendapatkan keuntungan yang besar.
D. Tujuan
Utama Perawatan:
1) Untuk memperpanjang
umur penggunaan alat.
2) Untuk menjamin ketersediaan
optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan dapat diperoleh laba yang
maksimum.
3) Untuk menjamin kesiapan
operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap
waktu.
4) Untuk menjamin
keselamatan orang yang menggunakan peralatan tersebut.
E. Jenis-Jenis
Perawatan
Dalam
istilah perawatan disebutkan bahwa disana tercakup dua pekerjaan yaitu
“perawatan” dan “perbaikan”. Perawatan yang dimaksudkan sebagai aktifitas untuk
mencegah kerusakan, sedangkan istilah perbaikan dimaksudkan sebagai tindakan
untuk memperbaiki kerusakan.
Secara
umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat dibagi menjadi
dua cara:
a) Perawatan yang
direncanakan (Planned maintenance)
b) Perawatan yang tidak
direncanakan (Unplanned maintenance)
Jenis –
jenis perawatan meliputi :
- Perawatan Preventif (Preventive
Maintenance),adalah pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya kerusakan, atau cara perawatan yang direncanakan untuk
pencegahan (preventif).
- Perawatan Korektif, adalah pekerjaan
perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi
fasilitas / peralatan sehingga mencapai standar yang dapat diterima.
- Perawatan Berjalan, dimana perawatan
dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja, diterapkan
pada peralatan-peralatan yang harus beroperasi terus dalam melayani proses
produksi.
- Perawatan Prediktif, dilakukan untuk
mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun
fungsi dari sistem peralatan, biasanya dilakukan dengan bantuan panca
indra atau alat-alat monitor yang canggih.
- Perawatan setelah terjadi
kerusakan (Breakdown Maintenance), adalah perawatan yang
dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan untuk
memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan tenaga
kerjanya.
- Perawatan darurat (Emergency
Maintenance),adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan
karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.
Disamping
jenis-jenis perawatan yang telah disebutkan diatas, terdapat juga beberapa
jenis pekerjaan lain yang bisa dianggap merupakan jenis pekerjaan perawatan
seperti:
1) Perawatan dengan cara
penggantian (Replacement instead of maintenance) Perawatan
dilakukan dengan cara mengganti peralatan tanpa dilakukan perawatan, karena
harga peralatan pengganti lebih murah bila dibandingkan dengan biaya
perawatannya. Atau alasan lainnya adalah apabila perkembangan teknologi sangat
cepat, peralatan tidak dirancang untuk waktu yang lama, atau banyak komponen
rusak tidak memungkinkan lagi diperbaiki.
2) Penggantian yang
direncanakan (Planned Replacement)dengan telah ditentukan waktu
mengganti peralatan dengan peralatan yang baru, berarti industri tidak
memerlukan waktu lama untuk melakukan perawatan, kecuali untuk melakukan
perawatan dasar yang ringan seperti pelumasan dan penyetelan. Ketika peralatan
telah menurun kondisinya langsung diganti dengan yang baru. Cara penggantian
ini mempunyai keuntungan antara lain, pabrik selalu memiliki peralatan yang
baru dan siap pakai.
Ø Istilah-istilah yang umum
dalam perawatan:
1. Availability:
Perioda
waktu dimana fasilitas / peralatan dalam keadaan siap untuk dipakai /
dioperasikan.
2. Down
time:
Perioda waktu dimana
fasilitas / peralatan dalam keadaan tidak dipakai / dioperasikan.
3. Check:
Menguji dan
membandingkan terhadap standar yang ditunjuk.
4. Facility
Register:
Alat
pencatat data fasilitas / peralatan, istilah lain bisa juga disebut
inventarisasi peralatan / fasilitas.
5. Maintenance
management:
Organisasi
perawatan dalam suatu kebijakan yang sudah disetujui bersama.
6. Maintenance
Schedule:
Suatu
daftar menyeluruh yang berisi kegiatan perawatan dan kejadian- kejadian yang
menyertainya.
7. Maintenance
planning:
Suatu perencanaan
yang menetapkan suatu pekerjaan serta metoda, peralatan, sumber daya
manusia dan waktu yang diperlukan untuk dilakukan dimasa yang akan datang.
8. Overhaul:
Pemeriksaan
dan perbaikan secara menyeluruh terhadap suatu
fasilitas
atau bagian dari fasilitas sehingga mencapai standar yang dapat diterima.
9. Test:
Membandingkan keadaan suatu alat/fasilitas terhadap standar yang
dapat diterima.
10. User:
Pemakai
peralatan/fasilitas.
11. Owner:
Pemilik
peralatan/fasilitas.
12. Vendor:
Seseorang
atau perusahaan yang menjual peralatan/perlengkapan,
pabrik-pabrik dan bangunan-bangunan.
13. Efisiensi:
|
|
|
|
|
14. Trip:
Mati
sendiri secara otomatis (istilah dalam listrik).
15. Shut-in:
Sengaja
dimatikan secara manual (istilah dalam pengeboran
minyak).
16. Shut-down:
Mendadak
mati sendiri / sengaja dimatikan.
F. Peminjaman
Peralatan Bengkel
Berikut ini hal-hal yang tercantum pada
format peminjaman peralatan:
1. Nama
Peminjam
2. Nama
Peralatan
3. Jumlah
Peralatan
4. Satuan
5. Tanggal
Peminjaman
6. Tanggal
Kembali
7. Tandatangan
Peminjam
8. Tandatangan
Teknisi
9. Keterangan
Menjelaskan Kondisi Peralatan
Ø Peminjaman peralatan di bengkel
secara umum dapat dibagi menjadi 2 menurut jenisnya:
1. Peralatan Hand-tool dan Mesin
Portable,digunakan tanpa bantuan operator secara khusus. Peminjaman harus
dibawah pengawasan operator dalam pengoperasian.
2. Peralatan Mesin Stationer, digunakan atas arahan operator mesin secara khusus. Selama peminjaman harus dibawah pengawasan operator.
G. Peraturan
Bengkel
Didalam
peraturan bengkel menyangkut beberapa hal :
1. Penggunaan Bengkel, semua pengguna
bengkel (siswa/guru/karyawan) yang menggunakan bengkel harus menggunakan
masker, sarung tangan, sepatu kerja, kaca mata dan pelindung telingasesuai
dengan bengkel tempat kita bekerja.
2. Ruang Bengkel, kunci pintu,
kebersihan lantai, penggunaan penerangan buatan, larangan merokok, membawa makanan
dan minuman, disipkan perangkat K3.
3. Peralatan, membersihkan alat
setelah dipakai, mengecek melalui daftar dan menyimpan peralatan di kotak alat,
mengikuti SOP dalam pengopersian alat, melaporkan pada toolman bila peralatan
atau mesin mengalami trouble dalam pengoperasian. Siswa/guru/karyawan
bertanggungjawab secara individual atas kerusakan dan penggantian biaya
peralatan jika rusak. Tidak boleh membawa peralatan keluar tanpa ijin tertulis
kepada bengkel bangunan.
4. Mebelair,
membersihkan mebelair setelah dipakai, menata mebelair sesuai fungsiny,
memindahkan mebelair ke ruang lain harus seijin penanggungjawab bengkel.
5. Lingkungan Bengkel, adanya tempat sampah, tempat mencuci peralatan, peralatan penyedot debu, gudang bahan.
H. Schedule Perawatan
1. Pendahuluan, terhentinya
suatu proses pendidikan dan produksi di sekolah seringkali disebabkan adanya
masalah pada fasilitas yang ada, misal kerusakan mesin yang tidak terdeteksi
selama proses pendidikan dan proses produksi berlangsung, hal tersebut tentu
akan sangat merugikan, oleh sebab itu perlu melakukan terobosan-terobosan baru
untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya dengan melakukan implementasi
perawatan peralatan.
2. Penentuan Komponen Kritis,
penentuan umur komponen kritis untuk menganalisis dan memcahkan persoalan dari
kondisi yang riil yang ada di sekolah, perlu diuraikan langkah-langkah
pemecahannya sehingga dapat memberikan gambaran yang yang jelas bagaimana
persoalan tersebut dapat dipecahkan.
3. Keandalan,
adalah tingkat kemampuan suatu barang.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi keandalan berdasarkan siklus hidup peralatan adalah :
a. Tahap
perancangan dan pengembangan
b. Tahap
produksi
c. Tahap
penyimpanan dan transportasi
d. Tahap
operasi
Upaya
mempertahankan kinerja peralatan :
a. Keandalan
b. Kualitas, kemampuan sebuah
komponen dalam pemenuhan spesifikasi yang tidak tergantung pada variabel waktu.
Baik kualitas maupun keandalan akan mempengaruhi usia kerja peralatan.
c. Deteksi
secara dini mengenai kegagalan sistem.
4. Kegagalan, adalah
berakhirnya kemampuan suatu barang dalam melaksanakan fungsi yang dibutuhkan.
Kegagalan bergantung pada :
a. Derajat kegagalan, kegagalan
sebagaian (parsial) akibat adanya deviasi karakteristik atau parameter di luar
batas spesifikasi, tetapi tidak sampai mengurangi fungsi alat secara
keseluruhan.
b. Penyebab kegagalan, bisa karena
salah penggunaan, tidak mengikuti prosedur, menggunakan kemampuan di luar btas
spesifikasi yang telah ditetapkan atau memang ada kelemahan yang melekat pada
peralatan.
c. Laju kegagalan,
dibagi 2 yakni :
§ kegagalan mendadak, kegagalan
yang tidak dapat diduga
§ Kegagalan bertahap, yang dapat diduga melalui pengujian sebelumnya.
I. Administrasi Bahan
1. Administrasi bahan dan alat
laboratorium yang terkait dengan kegiatan belajar termasuk administrasi
ringan yang dapat dikerjakan oleh teknisi/laboran.
2. Pekerjaan administrasi
bahan dan alat laboratorium antara lain: penggunaan bahan dan alat untuk
praktek rutin, kondisi alat laboratorium, keaadaan persediaan bahan praktek,
perawatan alat dan sebagainya.
3. Kondisi peralatan yang
diadministrasi dengan tertib sangat menolong rencana pengadaan, perawatan dan
penggantian komponen.
4. Administrasi alat
sebaiknya juga menjangkau supplies yang diambil~ dari booklet atau kontak
langsung lengkap jenis produk, alamat dan harganya.
5. Administrasi bahan juga
menolong rencana pengadaan yang~ umumnya rutin tiap tahun sehingga tidak
perlu bersusah payah membuat spesifikasi.
6. Pekerjaan yang komplek ini
perlu dukungan komputer agar mudah diakses oleh umum dan memudahkan
pengarsipan.
7. Program yang dipergunakan umumnya program exell, karena dalam program ini pembuatan table yang besar dapat diakomodasi, disamping itu perhitungan yang terkait dengan jumlah dan harga langsung dapat deprogram.
J. Tata Tertib Laboratorium
1. Tempat kerja utama memiliki
ruang yang cukup luas untuk perletakan alat dan pergerakan kerja Alat dan
bahan yang frekuensi penggunaannya tinggi diletakkan pada tempat yang mudah
dijangkau.
2. Peralatan dipastikan selalu
bersih dan diletakkan sesuai dengan jenis alat masing- masing.
3. Bahan yang mudah terbakar
disimpan dalam ruang tertutup.
4. Lantai ruang
kerja tidak licin dan ditandai rambu garis bahaya.
5. Penerangan dan
penghawaan ruang cukup.
6. Gudang bahan terbagi sesuai jenis
bahan yang disimpan.
7. Pintu dan tangga
bahaya mudah dikenal dengan akses langsung keluar.
8. Tersedia
perlengkapan pertolongan kecelakaan.
9. Tersedia alat
pemadam kebakaran.
10.Tertib memakai kelengkapan kerja seperti pakaian, sepatu, dan pelindung muka.
Kesimpulan
1. Laboran sangat diperlukan
agar laboratorium dapat berfungsi dengan sebaik baiknya. Laboran adalah petugas
laboratorium yang membantu guru agar kegiatan di laboratorium dapat optimal.
Jika ada lebih dari satu laboratorium, setiap laboratorium sekurang kurangnya
memerlukan seorang laboran dan mungkin juga seorang teknisi laboratorium
sebagai koordinator laboran.
2. Jika seorang
laboran sekaligus sebagai teknisi laboratorium, maka dia harus memiliki
kemampuan dan ketrampilan membantu guru di laboratorium, termasuk mereparasi
alat laboratorium sampai tingkat kesukaran tertentu. Dia harus memahami azas
kerja berbagai jenis alat sehingga dapat melakukan perbaikan perbaikan terbatas
terhadap beberapa jenis alat.
3. Seorang laboran IPA
harus mengenal berbagai zat kimia yang ada di sekolah, mampu dan trampil
membuat larutan yang diperlukan. Dia juga berpengalaman dalam melakukan sejumlah
percobaan dalam biologi, fisika, dan kimia.
4. Perawatan/pemeliharaan
alat sangat penting mendapat perhatian, untuk menjaga alat-alat dalam keadaan
siap pakai. Petugas laboratorium segera melakukan perbaikan/ penggantian,
apabila ada alat yang rusak. Tentu saja hal ini berakibat pada pembiayaan
tambahan.
5. Oleh karena itu,
pemeliharaan alat perlu disosialisasikan ke siswa agar ikut memelihara alat
yang sedang digunakan.
6. Rencana biaya
perbaikan/penggantian alat harus diprogramkan pada awal tahun pelajaran,
khususnya bagi alat-alat yang jumlahnya terbatas dan sangat diperlukan.
7. Sistem
pemeliharaan alat dapat digolongkan sebagai pemeliharaan terencana dan tidak
terencana. Pemeliharaan terencana terdiri atas pemeliharaan preventif, korektif,
dan prediktif. Sedang pemeliharaan tidak terencana merupakan pemeliharaan
darurat.
0 Komentar